Tahun ini rakyat Indonesia akan kembali menggelar pesta demokrasi. Di tahun ini pula rakyat Indonesia akan punya Presiden baru. Seperti diketahui bersama bahwa Presiden SBY tidak akan mencalonkan kembali karena telah memimpin sebanyak dua periode. Tidak hanya menentukan Presiden, tahun ini rakyat juga akan memilah – milah siapakah yang layak ataupun tidak layak untuk menjadi wakil mereka di legislatif.
Dengan sistem pemilihan yang sepenuhnya berada di tangan rakyat, tentu menjadi keuntungan tersendiri bagi kita karena bisa memilih sesuai pilihan kita sendiri siapa saja yang berhak menjadi wakil kita di DPR. Namun yang harus ditegaskan disini adalah adalah jangan sampai kita memilih orang yang salah untuk menjadi wakil kita nanti. Kami sebagai rakyat tidak ingin orang yang duduk di DPR kelak adalah orang – orang yang terpilih berdasarkan pilihan dari orang yang asal pilih.
Namun ada fenomena menarik yang sepertinya sudah menjadi realita di masyarakat. Rakyat lebih bersimpati terhadap calon yang memberikan sesuatu kepada rakyat baik kaos, kalender, bahkan uang dan sembako. Fenomena seperti ini mungkin potret wajah pemilih kita kebanyakan. Kami menyebutnya dengan fenomena “Yang polos dapat kaos, yang cerdas dapat beras”.
Continue reading